Rekayasa Balik Arsitektur Informasi

Pentingnya Arsitektur Informasi

Pada dunia aplikasi web dan sistem informasi memiliki tatanan alur informasi yang selayaknya dipahami oleh masyarakat. Aplikasi web dan sistem informasi yang memiliki arsitektur informasi yang tepat akan memudahkan pengguna unruk melakukan navigasi, mencari informasi, dan memanfaatkan fitur aplikasi web yang dikembangkan. Sayangnya tidak semua web yang ada saat ini memenuhi kaidah arsitektur informasi yang benar. Arsitektur informasi yang tidak benar berakibat pada:

  1. banyak pengunjung yang bingung mencari informasi yang dibutuhkan
  2. Pengunjung mengalami overload informasi
  3. Navigasi yang sulit dipahami oleh manusia dan mesin pencari.

Bagi aplikasi web yang sudah terlanjur memiliki web operasional namun belum menerapkan konsep arsitektur informasi maka rekayasa balik arsitektur informasi solusinya. Rekayasa balik (Reverse Engineering) menjadi upaya untuk memahami kondisi existing dan kemudian melanjutkan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dari arsitektur informasi yang sudah didapat.

Proses rekayasa balik Arsitektur Informasi

Proses rekayasa balik dilakukan secara otomatis dengan melakukan parsing konteks dengan melakukan analisis pembacaan arsitektur informasi dan juga kode sumber. Parsing konteks akan menghasilkan sekumpulan komponen yang kemudian dilakukan spesifikasi komponen dan hubungan timbal balik komponen. Secara sederhana yang dilakukan adalah melakukan memahami komponen dan kaitannya antar satu komponen sehingga menghasilkan sebuah pohon arsitektur informasi. Setelah melakukan analisis komponen maka yang dilakukan adalah pemulihan desain. Pemulihan desain adalah membangkitkan kembali arsitektur informasi dan kebutuhan sistem. Kemudian membandingkan apakah hasil luaran sudah sesuai dengan kebutuhan awal. Langkah terakhir adalah melakukan rekonstruksi desain dengan model perancangan.

Untuk lebih memahami mari kita melihat kasus sebuah aplikasi web XYZ. Langkah rekayasa balik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Web XYZ diambil dalam bentuk aplikasi web dan kode sumber
  2. Kode sumber dan aplikasi web diparsing untuk membaca struktur menu dan konten
  3. Struktur menu dan konten kemudian direlasikan antara satu dengan yang lain.
  4. Kemudian hasil relasi disandingkan dengan spesifikasi awal aplikasi web untuk kemudian disusun arsitektur informasinya
  5. Arsitektur informasi dapat diarahkan ke rekonstruksi design seperti use case, activity diagram, dan yang lain.

Dengan pendekatan ini dimungkinkan perbaikan berdasar aplikasi web yang sudah ada .

Editor

Ridi Ferdiana

Peneliti

Muhammad Fikri

Tahun

2020

Tautan Publikasi

On review

Leave a comment

Your email address will not be published.