Dalam suatu proses pengembangan perangkat lunak, seorang product owner memiliki peran utama untuk mencapai suatu keberhasilan dalam timnya dengan mendefinisikan requirement, mengatur prioritas pengembangan, kualitas hingga keberhasilan pengembangannya. Perubahan sering terjadi untuk memperbaiki adanya kekurangan, hilangnya requirement atau mungkin adanya peningkatan fungsionalitas. Mayoritas penanganan perubahan dilakukan dengan merekam jejak perubahan sebagai requirement baru tanpa adanya dokumentasi terhadap alasan perubahan. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas dari sebuah perangkat lunak yang dikembangkan. Sehingga capstone project ini memberikan solusi untuk masalah tersebut dengan menawarkan fitur utama berupa pencatatan permintaan perubahan dalam suatu format khusus, memantau perkembangan proses perubahan yang disetujui, dan keluarannya akan memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk membangkitkan laporan dengan perubahan yang terjadi dari suatu pertemuan atau pembahasan. Tim penulis ini mengembangkan produk requirement change management (RCM) sebagai suatu proses untuk mengelola perubahan requirement yang diminta oleh pihak eksternal dan pihak internal tim. RCM akan memberikan layanan bagi product manager untuk mengelola permintaan perubahan. Pengaplikasiannya berbasis web yang dibagi menjadi 3 bagian tertentu yaitu:
capstone
Ketika pandemi Covid-19 berada di skala tertinggi, mendorong kebutuhan penggunaan e-learning menjadi meningkat dari sebelumnya bahkan menjadi hal yang semakin signifikan untuk dilakukan. Dalam pembuatan konten e-learning ini sifatnya tidak terstandar dan memiliki struktur yang berbeda – beda juga. Capstone yang dikembangkan ini diharapkan dapat memberikan solusi pembuatan konten e-learning yang terstandar dengan Scrom Lite yang dikembangkan menjadi sebuah sistem yang dapat membuat paket modul kuliah daring secara terstruktur, terpaket dan dapat distribusikan dalam Learning Management System (LMS) yang berbeda. Pengembangan ini dilakukan dengan framework ReactJS untuk frontend dengan peran utamanya dari sistem ini adalah pengajar. Sedangkan backend nya menggunakan metode pengujian white-box atau berbasis path. Sistem Scorm Lite juga sudah teruji dengan menggunakan User Acceptance Testing dan menunjukkan bahwa sistem sudah baik dari segi fungsionalitas dan tidak terdapat galat.
Mengupas Tuntas Pengukuran Penilaian
Proyek capstone didefinisikan sebagai kegiatan kumulatif untuk menutup pengalaman dunia nyata kepada mahasiswa. Proyek capstone diperlukan untuk menunjukkan peluang di industri yang tidak tersedia dalam kurikulum. Ada beberapa tantangan dalam proyek capstone, seperti bagaimana memastikan bahwa proyek capstone memiliki kompleksitas yang cukup hanya dalam satu semester, cara mengukur kemanjuran proyek capstone, dan bagaimana menilai proyek capstone yang terkait dengan hasil mahasiswa .
Penilaian ini berfokus pada model penilaian proyek capstone. Pendekatan saat ini untuk mengukur kinerja mahasiswa dan kualitas proyek adalah melalui kerangka kerja terpadu yang berisi kriteria, indikator, rubrik, dan informasi statistik sumatif . Metode standar untuk menilai model proyek capstone menggunakan rubrik yang diisi oleh dosen , matriks berbasis rubrik dan hasil , penilaian tidak langsung melalui survei kepada mahasiswa dan dengan melihat ke buku catatan proyek capstone . Penelitian ini membahas bagaimana triangulasi antara rubrik, survei, dan buku catatan dapat menjadi alternatif untuk mengukur kualitas proyek capstone kapitasi secara objektif.
Sebuah Perkenalan dalam Meningkatkan Ketrampilan
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Teknik adalah dengan menerapkan Outcome-based Education(OBE). OBE menekankan bagaimana setiap proses pendidikan menghasilkan hasil yang dapat membantu siswa mencapai kompetensi yang tercantum dalam hasil siswa . Dalam pendidikan teknik, salah satu aspek yang menjadi kompetensi mahasiswa Teknik adalah kemampuan melakukan Engineering Design. Salah satu cara untuk mencapai kemampuan ini adalah dengan menerapkan Capstone Project dalam pengiriman pembelajaran. Proyek capstone ini menyediakan proyek multifaset yang berfungsi sebagai pengalaman akademik dan intelektual yang memuncak bagi mahasiswa. Namun, pembatasan jam kredit dan keunikan setiap program studi mengimplementasikan tantangan Capstone Project. Penelitian ini melihat peluang MOOC (Massive Open Online Course) untuk mempercepat keterampilan desain teknik dengan mengimplementasikan proyek capstone dalam blended learning delivery atau sebagai bahan pengayaan. Hasilnya, ditunjukkan bahwa model xMOOC dapat diterapkan untuk memperkaya keterampilan desain rekayasa.
Industri 4.0 dan Analisis Sentimen
Salah satu tren yang dibawa oleh era industri 4.0 adalah penerapan kecerdasan buatan pada berbagai macam bidang industri. Pada saat ini-pun kecerdasan buatan senantiasa berkembang mengikuti tuntutan dari masing-masing bidang industri. Salah satu pengaplikasian kecerdasan buatan ini yaitu analisis sentimen. Analisis sentimen adalah cabang kecerdasan buatan yang berfokus pada pengambilan informasi dari teks dengan mengikuti pola pikir yang semirip mungkin dengan manusia misalnya chatbot yang dapat melakukan percakapan secara natural dengan manusia.
Data is Everything and Everything is Data
Pada zaman digital sekarang data menjadi salah satu hal terpenting yang mendorong perkembangan teknologi, terlebih lagi teknologi kecerdasan buatan. Dalam pembangunan sebuah sistem kecerdasan buatan (terutama machine learning), data dalam jumlah besar (dataset) dibutuhkan untuk digunakan pada proses pelatihan sistem tersebut. Sebenarnya sudah banyak dataset yang tersedia dari luar negeri untuk digunakan dalam pelatihan model kecerdasan buatan, namun hal ini sedikit bermasalah pada sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan data teks. Pada sistem ini, data teks yang digunakan harus sesuai dengan bahasa sistemnya, contohnya dalam pembuatan sistem kecerdasan buatan berbahasa Indonesia, dibutuhkan pula data teks yang berbahasa Indonesia.