Covid dan Cashless
Kondisi Pendemic Covid memberikan sebuah peluang tumbuhnya pergerakan tanpa uang tunai atau yang dikenal dengan cashless. Tanpa interaksi perpindahan uang tunai membuat beberapa masyarakat yakin akan terhindari dari resiko terpaparnya virus COVID-19 melalui media uang kertas dan uang logam. Cashless menjanjikan bagaimana masyarakat berinteraksi tanpa kontak fisik. Namun demikian, terdapat tantangan dalam menerapkan Cashless seperti:
- Tim pengembang perlu menyiapkan infrastruktur dan pemenuhan standar cashless jika hendak mengembangkan sendiri
- Tim pengembang perlu mengadopsi platform cashless yang sudah ada dan memenuhi berbagai prasyarat pengembang
- Tim pengembang perlu memonitor transaksi dan tunduk pada peraturan yang berlaku
Tiga hal demikian akan sulit dilakukan bagi startup yang baru berkembang. Kebutuhan cashless yang menjadi arahan dan juga rekomendasi solusi transaksi mendorong dibutuhkannya model bagi startup untuk mengadopsi teknologi cashless di dalam solusinya. Berdasar pada kebutuhan tersebut lahirlah model implementasi Financial Technology di Startup (Financial Tech Model for Startup)
Ke Cloud atau Tetap On-Premise
Pada saat kita memiliki solusi komputasi sebut saja seperti aplikasi web, aplikasi mobile, dan aplikasi yang berhubungan dengan solusi client server. Maka pilihan organisasi adalah berada di cloud atau berada di on-premise.
On-premise artinya organisasi memiliki tanggung jawab untuk melakukan perawatan dan persiapan segara infrastruktur seperti konektivitas, sumber daya komputer, jaringan, hingga sistem operasi terbaru. Berbagai kerepotan itu terbayar dengan ringannya biaya dan luasnya kontrol terhadap semua aspek sistem. Sebaliknya, on-premise juga mengakibatkan beban tambahan seperti harus melakukan kegiatan operasional seperti melakukan patching keamanan, memperbarui hardware pada saat kapasitas tidak mencukupi, hingga menjamin ketersediaan jaringan.
Era Survei Online Masa Depan!
Kita sudah terbiasa mengisi survei bukan? Mulai dari survei untuk umpan balik aplikasi, survei penelitian, hingga survei alumni. Salah satu pendekatan yang umum dalam pembuatan survei adalah dengan menggunakan perangkat lunak penyusun survei seperti Microsoft Forms, Google forms, Survey Monkey, hingga Web anketa. Proses penyusunan kalimat survei, logika survei, hingga tabulasi survei dapat dilakukan dengan sistem tersebut.
Namun demikian survei yang ada saat ini belum menjawab hal yang terpenting dari survei itu sendiri! Yakni memutuskan berdasarkan data. Percaya atau tidak survei disusun agar penyusunnya dapat memutuskan berdasar pada hasil yang diperoleh. Data yang sudah terkumpul pada umumnya dibersihkan, disusun dalam bentuk grafis / dasbor, kemudian dari visualisasi tersebut diputuskanlah hal yang hendak diputuskan berdasar visualiasasi.
Presensi pada Sebuah Event
Jika Anda sudah menghadiri sebuah event maka ada hal yang pasti dilakukan secara berkerumun, yakni presensi kedatangan. Peserta kegiatan yang hadir pada umumnya mendatangi meja registrasi kemudian melakukan presensi menggunakan kertas dan pulpen. Pada era COVID-19, hal tersebut tentu memiliki resiko dalam penularan virus dikarenakan :
- Penggunaan pulpen bergantian yang memungkinkan penularan droplet virus
- Antrian yang padat membuat physical distancing sulit dilakukan
- Keterlibatan percakapan antara penerima presensi dan juga peserta kegiatan yang mengecek kebenaran pendaftaran peserta
Salah satu upaya untuk melakukan presensi yang mendukung phycial distancing adalah dengan mengeliminasi aspek tanda tangan dan memfasilitasinya melalui teknologi. Pada pengembangan produk kali ini dikembangkan sistem presensi kehadiran kegiatan berbasis digital yang mendukung Physical Distancing.
Berita dan Dunia Digital
Siapa yang tidak suka berbelanja dengan E-commerce? Sebagian besar masyarakat pasti menyukai melihat, berencana, dan membeli barang idamannya. Entah itu sebuah sepatu, baju, hingga ponsel. Sebagian besar para konsumen sebelum membeli melakukan aktivitas mengkaji barang yang hendak dibeli dengan menelusuri komentar pengguna yang sudah memiliki, melihat video review dan unboxing, hingga membaca berita mengenai produk yang diinginkan.
Sayangnya, berita yang terdapat di kanal berita terkadang tidak sesuai antara judul dan isinya. Istilah yang lebih dikenal dengan click-bait. Click-bait adalah salah satu pendekatan marketing agar masyarakat mengklik berita tersebut terlepas konten yang disampaikan sesuai dan berkualitas. Kesesuaian antara judul dan isi menjadikan sebuah berita itu benar memiliki konten yang sesuai atau tidak. Salah satu upaya untuk mengukur kesesuaian antara konten berita dengan judul adalah dengan mengukur sentimen analisis sebuah berita. Contoh sederhana adalah sebagai berikut.