Tujuh Kesalahan Dalam Menulis Penelitian

Entah Anda menyusun proposal skripsi, magister, atau disertasi. Terkadang kita tidak sadar beberapa hal yang ternyata membuat proposal kita menjadi belum layak atau perlu diperbaiki. Pada artikel ini kita akan membahas tujuh hal miskonsepsi yang dapat kita perbaiki pada saat kita menulis naskah akademik.

  1. Pendahuluan yang tidak komprehensif
    Pendahuluan yang baik adalah
    a. Memulai diskusi dari hal yang tepat. Sebagai contoh janganlah mengawali sebuah pendahuluan dengan kalimat “Pertumbuhan Teknologi Informasi berkembang pesat” karena terlalu umum. Atau langsung mengatakan “Akurasi deteksi emosi masih sangat rendah” itu terlalu spesifik. Mulailah hal yang pas sebagai contoh “Deteksi emosi adalah upaya…”.
    b. Menceritakan berbagai masalah yang timbul dari konsep yang dijelaskan. Sebagai contoh apa saja pendekatan deteksi emosi yang ada, apa masalahnya yang diselesaikan, dan apa yang dilakukan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah itu.
    c. Mengakhiri dengan sebuah tantangan yang masih harus dihadapi dari semua yang sudah dilakukan oleh peneliti. Tutup akhir kalimat dengan apa saja masalah / gap yang masih terbuka yang menjadi agenda penelitian selanjutnya.
  2. Perumusan masalah yang tidak mencerminkan masalah
    Perumusan yang baik adalah
    a. Menjelaskan masalah bukan kebutuhan. “Penelitian ini akan membahas mengenai optimalisasi akurasi deteksi otomasi yang masih dibawah 70” .. Bukan “Belum ada penelitian yang menjelaskan bagaimana…”.
    b. Menjelaskan masalah bukan tujuan. “Penelitian ini akan melakukan..” ini kurang tepat.
    c. Menjelaskan resiko masalah jika tidak dipecahkan.
    d. Perumusan masalah pada bidang teknik bukanlah pertanyaan karena itu akan dipaparkan di pertanyaan penelitian.
  3. Tujuan penelitian yang tak terukur
    Tujuan penelitian membahas mengenai apa yang dilakukan dan selayaknya bisa diukur dalam performa indikator yang jelas semisal “Penelitian ini mengembangkan algoritme XYZ untuk meningkatkan akurasi di atas 70%”. Bukan “Penelitian ini menyelesaikan rendahnya akurasi deteksi emosi”. Tujuan penelitian dapat berupa langkah-langkah yang dilakukan penelitian misalnya: mengidentifikasi, merancang, menerapkan, dan mengevaluasi.
  4. Batasan masalah formalitas
    Batasan masalah menjelaskan masalah yang dipaparkan di pendahuluan dan perumusan masalah tetapi tidak dilakukan karena keinginan untuk fokus pada domain penelitian atau spesifikasi tertentu. Batasan masalah bukan
    a. Batasan waktu dan uang.
    b. Batasan geografis (dengan catatan geografis bukan aspek yang esensial dalam penelitian.. Semisal pertumbuhan botani pada geografis tertentu esensial, tetapi Yogyakarta dengan Jakarta berdasar pada penerapan TIK bukan esensial).
    c. Batasan teknologi yang didasarkan pada aspek yang tidak berelasi. Semisal penelitian ini menggunakan PHP dikarenakan open source dan gratis.
  5. Dasar teori atau tinjauan pustaka seadanya
    a. Tinjauan pustaka berisi penelitian yang dilakukan sebelumnya dalam bidang yang sama. Dasar teori berisi dasar-dasar yang digunakan untuk melanjutkan penelitian yang ada.
    b. Idealnya kita memulai dengan tinjauan pustaka membahas apa yang sudah dilakukan dan apa yang bisa dilakukan. Pendekatan ini dikenal juga dengan keaslian penelitian. Tinjauan pustaka deteksi emosi misalnya membahas mengenai berbagai penelitian deteksi emosi.
    c. Dasar teori berisi teori yang dipakai untuk melakukan penelitian. Dasar teori tidak harus berhubungan dengan penelitian saat ini tetapi bisa berupa kombinasi tinjauan pustaka penelitian yang hendak dilanjutkan. Konsep dasar yang dipakai dipenelitian, hingga teori lain yang dipakai.
  6. Pertanyaan penelitian atau hipotesis yang salah letak
    Pertanyaan penelitian atau hipotesis layaknya diletakkan setelah dasar teori atau tinjauan pustaka. Hal yang harus diperhatikan adalah
    a. Jika penelitian lebih cenderung kuantitatif maka pendekatan hipotesis lebih layak.
    b. Jika penelitian lebih cenderung kualitatif atau mixed maka pendekatan pertanyaan penelitian lebih layak.
    Kita tidak membahas bagaimana menyusunnya hipotesis dan pertanyaan penelitian yang baik.
  7. Metode penelitian yang seadanya
    Seringkali metode penelitian disusun seadanya dikarenakan sudah kelelahan di bagian sebelumnya. Padahal selayaknya metode penelitian memiliki.
    a. Diagram alir penelitian dari awal hingga akhir. Awal ini artinya mulai dari proses penelitian hingga selesainya evaluasi.
    b. Metode penelitian memiliki fase terstruktur dan memiliki indikator kapan langkah penelitian dikatakan selesai.
    c. Metode penelitian memiliki luaran yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis yang dijawab.

Jadi bagaimana sudah siap memperbaiki proposal penelitian Anda?

Leave a comment

Your email address will not be published.