Virtual Lab berbasis Cloud Computing

Pendidikan Tinggi dan Praktikum

Masyarakat dunia dihebohkan dengan pandemik COVID-19. Pendemik ini berpengaruh di semua lini kehidupan manusia termasuk di dalamnya bagi pendidikan tinggi. Salah satu tantangan yang dialami di pendidikan tinggi adalah adanya pelaksanaan praktikum yang tertunda dikarenakan kondisi yang mewajibkan physical distancing dan work from home. Berdasar pada hal tersebut maka tidak menutup kemungkinan praktikum ditunda atau dikonversi menjadi Virtual Lab. Pada saat diaplikasikan pada virtual lab apa saja yang perlu dipertimbangkan. Pada kondisi inilah panduan dan kajian virtual lab perlu dilakukan dan diteliti secara lebih jauh. Pada tahap inilah Model Pelaksanaan virtual lab perlu diusulkan

Model Pelaksanaan Virtual Lab

Dalam keadaan ini tentu tidak semua dapat dijadikan Virtual Lab. Setidaknya terdapat beberapa tiga langkah yang harus disiapkan untuk melakukan pelaksanaan virtual lab.

Langkah 1 – Apakah Virtual Lab bisa dilakukan di Praktikum tersebut

Pada tahap ini hal yang harus ditanyakan adalah

Apakah praktikum membutuhkan perangkat keras khusus?

  1. Jika Ya, maka apakah ada simulasi yang berupa perangkat keras?
    1. Jika tidak ada maka virtual lab tidak dapat dilakukan
    2. Jika ya maka perlu kajian kelayakan simulasi dalam praktikum yang diselenggarakan
  2. Jika Tidak, maka virtual lab dapat dilakukan dengan mengikuti skenario berikut

Langkah 2 – Menyempurnakan Modul

Setelah virtual lab dimungkinkan maka selanjutnya adalah menyempurnakan modul.

  1. Modul disempurnakan sehingga dapat dilakukan secara mandiri
  2. Assessment perlu disediakan agar lebih mudah dipahami
  3. Mekanisme pengumpulan perlu diatur. Aspek safety juga perlu dipertimbangkan

Langkah 3 – Skenario Penerapan Virtual Lab

beberapa skenario yang memungkinkan Virtual lab dapat diaplikasikan. Beberapa diantaranya adalah:

  1. Praktikum mandiri dengan berdasarkan modul dan komputer milik mahasiswa. Skenario ini dapat terjadi jika terdapat kepastian bahwa praktikum dapat dilakukan dengan kemampuan perangkat yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu perlu dipastikan agar modul yang disusun adalah modul yang dapat dilakukan oleh sendiri. Contoh: praktikum pemrograman dasar yang relatif dapat menggunakan komputer pribadi.
  2. Praktikum mandiri dengan berdasarkan modul dan komputer jarak jauh milik organisasi. Skenario ini terjadi ketika mahasiswa memerlukan sumber daya komputasi yang besar seperti server, komputasi numeris, dan sebagainya. Pada tahap ini organisasi menyusun jadwal penggunaan sumber daya komputer. Kemudian mahaaiswa secara bergantian menggunakan komputer. Contoh: praktikum data sains yang membutuhkan Machine Learning yang membutuhkan komputasi besar.
  3. Praktikum berbasis remote learning. Skenario ini dilakukan ketika terdapat asisten yang dapat membantu pelaksanaan praktikum. Praktikum dijadwalkan dalam waktu tertentu layaknya kelas. Kemudian kelas dilaksanakan menggunakan sistem kolaborasi seperti Microsoft Teams. Kemudian asisten mendemonstrasikan apa yang harus dilakukan dipraktikum tersebut. Mahasiswa kemudian mengerjakannya. Contoh: praktikum elektronika yang memerlukan pembelajaran aplikasi simulator maka setelah diajarkan penggunaan simulator
  4. Praktikum mandiri berdasar lingkungan lab. Praktikum dapat dilakukan kapanpun berdasar fasilitas yang diberikan oleh organisasi. Organisasi telah menyiapkan sumber daya komputer virtual yang dapat dipakai dalam durasi tertentu. Komputer virtual dirancang menggunakan aplikasi seperti Auzre virtual Labs, VMWare, dan yang lain. Contoh: praktikum basis data membutuhkan mahasiswa untuk memiliki database server. Kampus memberi setiap mahasiswa satu komputer sudah terpasang MySQL. Mahasiswa diminta menyelesaikan seluruh modul praktikum setara dengan 1 SKS

Editor

Ridi Ferdiana

Peneliti

Dwi Sutanto

Tahun

2020

Tautan Publikasi

On Progress

Leave a comment

Your email address will not be published.