Lima Lembah Kegagalan Startup

Startup selalu menjadi ‘millennial dream’ yang hendak mendaur kesuksesan yang ideal namun berkelas. Menjadi startup sebagaimana apa kata banyak pelaku, tidaklah seperti dongeng Cinderella atau Aladin. Tidak semudah itu membuat startup yang maju berkembang hingga besar. Pada artikel kali ini kita akan membahas lembah (area) yang menyebabkan sebuah startup menjadi ‘gagal’ atau berpeluang menjadi ‘gagal’ mari kita simak lima lembah kegagalan startup.

Lembah Penjahit dan Konsultan
Startup Anda mulai terlena menjadi konsultan klien, menjadi solusi penjahit (tailor made), dan sekumpulan proyek-proyek yang menghasilkan uang. Tidak salah memang tetapi hal ini yang membuat Anda tidak memiliki model bisnis yang berbasis produk ala startup. Saran kami adalah memilah proyek yang sesuai dengan model bisnis atau produk yang dimiliki, dan beranilah untuk mengatakan tidak. kecuali, ada kaitannya dengan produk Anda atau bergantung gawat untuk kehidupan startup Anda.

Lembah Perubahan Personil 
Mau tahu rahasia startup yang stagnan. Jawabannya sama, startup yang berganti personil secara cepat hingga tidak sempat berkembang. Ini adalah fakta yang menyedihkan dalam sebuah startup. Personil berganti bukanlah sebuah aib, yang jadi masalah adalah yang bertahan sebagai founder dan co-founder sedikit. Sehingga gerak laju startup menjadi tidak terprediksi karena terdapat proses pembelajaran bagi personil baru.. pergi.. datang.. pergi

Lembah Uang
Uang.. lagi lagi uang.. percaya atau tidak uang menjadi salah satu masalah startup terbesar. Sebesar unicorn pun bisa saja co-founder mengundurkan diri karena masalah uang. Uang yang tidak sepadan dengan kontribusi menjadi isu pergeseran keberhasilan startup hingga menjadi stagnan. Lebih parah salah kelola uang juga membuat startup tidak berhasil sampai tahap ‘ketenangan’ finansial. Bahkan beberapa startup yang mendapat funding banyak yang terpuruk dengan gaya hidup unicorn sehingga tidak bisa mempertanggungjawabkan keuangannya.

Lembah Panggung Kesendirian
Banyak startup yang sebegitu yakinnya bekerja sendiri, memasarkan sendiri, hingga menjadi raja sendiri di dunia ilusi. Startup dengan tingkat kepercayaan tinggi ini dapat dilihat dengan jarangnya mereka bergabung dengan komunitas atau kegiatan bersama. Mereka mencari uang sendiri dan bekerja sendiri. Tidak ada yang salah dengan itu. Yang perlu dikaji adalah seberapa jauh startup bisa berekspansi dengan lembang panggung kesendirian. Jika startup Anda ingin berkembang maka salah satu jawabnya adalah menyambung silaturahim.

Lembah Cinta Segitiga
Startup terkadang terpuruk dalam cinta segitiga. Di satu sisi hendak mengembangkan produk dan perlu investasi, di sisi lain perlu stabilitas finansial dengan revenue yang terprediksi melalui proyek, dan di lain sisi terdapat bombardir tren teknologi dari vendor teknologi yang menjanjikan berbagai ‘kenikmatan’ produktivitas pengembangan produk. Konflik cinta segitiga ini terkadang membunuh startup untuk memprioritaskan satu cinta dengan cinta yang lain. Konflik antar founder akan muncul pada saat cinta-cinta ini saling bersinggungan dalam ranah aktivitas dan prioritas kepentingan.

Itu dia lima lembah yang perlu kamu waspadai, lalu bagaimana menyelesaikannya, mari kita tunggu di artikel selanjutnya.

Sumber: vsid.info