Pada saat menguji disertasi atau tesis, salah satu hal yang menjadi salah satu isu dalam diskusi akademis adalah terkait dengan masalah penelitian. Tidak dipungkiri masalah penelitian disusun kurang tepat. Setidaknya ada empat pola penyusunan masalah penelitian yang kurang tepat.
- Masalah penelitian berupa pertanyaan. Padahal sudah jelas dalam tatanan penelitian pertanyaan sudah ada ruangnya yakni di pertanyaan penelitian. Pada bidang tertentu memang ada yang menggunakan pertanyaan, tetapi di bidang teknik masalah penelitian adalah pernyataan bukan pertanyaan.
- Masalah penelitian berupa kebutuhan bukan masalah. Sebagai contoh “berdasar latar belakang dibutuhkan solusi pengembangan aplikasi mobile pendeteksi para manula”. ini seperti bahwa kita ‘butuh makan’ adalah masalah, padahal masalah utamanya adalah jika “lapar maka tidak bisa berkonsentrasi atau mudah sakit”
- Masalah penelitian berupa hal yang belum ada. Sebagai contoh “Belum adanya penelitian yang membahas mengenai deteksi gerakan berbahaya untuk manula dengan sistem informasi” ini bukan masalah, sama halnya kita tidak memiliki sesuatu bukan berarti menjadi masalah.
- Masalah penelitian berupa paragraf yang panjang dan berisi narasi dari masalah, tujuan, sampai kontribusi
Lalu bagaimana format perumusan masalah yang layak.
- Masalah penelitian berupa pernyataan bukan pertanyaan
- Masalah penelitian berupa poin-poin
- Masalah penelitian lugas tidak perlu latar belakang dan tujuan
- Masalah penelitian harus spesifik tidak terlalu general. Contoh yang terlalu general. “Keamanan sistem informasi menjadi masalah di Indonesia”
- Masalah dapat diukur dan dievaluasi hasilnya
Contoh perumusan masalah dalam bidang teknik.
- 9 dari 10 sistem informasi mengalami isu serangan DDOS
- Rendahnya akurasi deteksi penyakit ayam yakni 67% sehingga terjadi kesalahan diagnosis penyakit
- Biaya cloud dua kali lebih tinggi dibanding biaya hosting konvensional sehingga banyak startup kecil merugi.
